Listriana Suherman

I'm an Eco-Socio-preneur, a Permaculturist, a Circular Economy and Zero Waste Management expert. Have A Choleric-Melancholy personality. I Always believe to create a fun atmosphere and breeze through life on my Instinct. Oh yes...I also have a severe OCD (Obsessive Compulsive Personality Disorder)

Prinsip Permaculture 6 – Produce No Waste

Ini adalah point utama didalam permaculture, closed loop. Bukan lagi “less waste” tapi “no waste”. Ingatkan lagi memory anda mengenai jejak karbon dan etika permaculture. Permaculture itu bukan teknik mengolah limbah dengan beragam metode saja, tapi bagaimana caranya supaya kita tidak menghasilkan limbah. Kuncinya adalah REDUCE -> REUSE -> RECYCLE. Ini adalah urutan yang sakral […]

Prinsip Permaculture 6 – Produce No Waste Read More »

Prinsip Permaculture 5 – Use And Value Renewable Resources And Services

Prinsip ini ERAT kaitannya dengan JEJAK KARBON. Harap segarkan dahulu ingatannya dengan membaca ulang mengenai jejak karbon di postingan mengenai jejak karbon. Permaculture design bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya terbarukan dengan sebaik-baiknya untuk menciptakan, mengelola, dan memelihara sistem dengan hasil tinggi. 1. Kurangi dan minimalkan jejak karbon anda. Caranya sudah ada detail dipostingan sebelumnya mengenai

Prinsip Permaculture 5 – Use And Value Renewable Resources And Services Read More »

Prinsip Permaculture 4 – Apply Self Regulation and Accept Feedback

Berapa banyak yang kita butuhkan? Dalam ekosistem alami, setiap tanaman atau hewan menggunakan sumber daya sebanyak yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup dan berkembang. Kita manusia memiliki interpretasi dan tingkat ‘kebutuhan’ yang sangat berbeda. ‘Accept feedback’ adalah kuncinya. Kita diminta untuk mengamati dengan seksama dampak dari kebutuhan kita terhadap dunia dan menyesuaikan tindakan kita. Akibatnya

Prinsip Permaculture 4 – Apply Self Regulation and Accept Feedback Read More »

Food Preservation – Boiling

Proses merebus makanan dengan bahan cair bisa membunuh mikroba yang ada. Susu dan air sering direbus untuk membunuh mikroba berbahaya yang mungkin ada di dalamnya. Pemanasan dilakukan sampai suhu yang cukup untuk membunuh mikroorganisme di dalam makanan. Teknik ini banyak dilakukan dengan teknik lainnya dalam metode food preserving.

Food Preservation – Boiling Read More »

Food Preservation – Fermentation/Fermentasi

Beberapa makanan menggunakan mikroorganisme spesifik yang memerangi pembusukan dari organisme lain. Mikroorganisme ini mengendalikan patogen dengan menciptakan lingkungan yang beracun bagi diri mereka sendiri dan mikroorganisme lainnya dengan memproduksi asam atau alkohol. Metode fermentasi meliputi (tetapi tidak terbatas pada) starter mikroorganisme, garam, suhu terkendali (biasanya dingin) dan kadar oksigen terkontrol (biasanya rendah). Fermentasi adalah konversi

Food Preservation – Fermentation/Fermentasi Read More »

Food Preservation – Pickling

Metode pickling atau acar adalah metode pengawetan makanan dalam cairan antimikroba yang dapat dimakan. Pengawetan peng-acaran dapat secara luas diklasifikasikan ke dalam dua kategori:1. Pengawetan kimia. Dalam pengawetan kimia, makanan ditempatkan dalam cairan yang dapat dimakan yang menghambat atau membunuh bakteri dan mikroorganisme lainnya. Agen pengawet yang umum termasuk air garam pekat, cuka, alkohol, dan

Food Preservation – Pickling Read More »

Food Preservation – Canning

Proses pengawetan makanan dengan metode pengalengan melibatkan beberapa proses, yaitu memasak makanan, menyegelnya dalam kaleng atau botol yang disterilkan, lalu merebus wadah kaleng atau botol tersebut untuk membunuh atau melemahkan bakteri yang tersisa sebagai bentuk sterilisasi. Metode ini biasanya dikombinasikan dengan beberapa metode lain, seperti :1. Boiling + Canning, biasanya digunakan untuk bahan sayuran seperti

Food Preservation – Canning Read More »

Food Preservation – Jellying

Makanan dapat diawetkan dengan memasak dan mencampurnya dengan bahan yang akan mengeras membentuk gel. Bahan-bahan tersebut termasuk gelatin, agar, tepung jagung, dan tepung garut/irut. Buah-buahan yang dimasak menggunakan bahan gel akan menghasilkan sebuah produk yang mirip dengan selai/marmalade, tetapi memiliki texture yang lebih kenyal serta tidak berair. Beberapa makanan secara alami membentuk gel protein ketika

Food Preservation – Jellying Read More »

Food Preservation – Confit

Meskipun istilah confit telah merujuk pada hampir semua makanan yang direndam dalam suatu bahan cairan untuk pengawetan, pada Abad Pertengahan, metode ini lazim dilakukan hanya untuk bahan daging, yang dikombinasikan dengan metode jugging serta burial. Untuk membuat confit, daging yang paling cocok dipakai adalah daging yang mengandung banyak lemak, seperti babi, sapi, angsa atau entog.

Food Preservation – Confit Read More »

Food Preservation – Jugging

Jugging bisa diartikan secara harafiah, yaitu kendi. Jugging adalah proses pengolahan, proses pengawetan serta pengalengan yang utamanya dilakukan untuk daging dan unggas di dalam kendi, gerabah atau tembikar yang tertutup, ketiga proses ini dilakukan secara bersamaan. Hewan yang akan diolah biasanya dipotong-potong terlebih dahulu, kemudian ditempatkan ke dalam kendi yang tertutup rapat dengan air garam

Food Preservation – Jugging Read More »