Our first soil preservation
Lahan kami merupakan lahan yang tidak produktif, sakit bahkan mati. Karena lahan ini belasan tahun digunakan sebagai tempat pembuangan sampah, pembakaran dan pembuangan bahan kimia berupa sisa pestisida dan herbisida yang dilakukan oleh petani lokal setempat. Jadi sudah bisa dibayangkan betapa botak, kosong dan menderitanya lahan ini.
Kami melakukan soil preservation terlebih dahulu selama beberapa bulan tepat disaat musim hujan tiba. Kenapa harus menunggu musim hujan? Karena kelembaban tanah amat maksimal dan mikroorganisme serta organisme lainnya dibawah tanah hanya dapat hidup ditempat yang lembab (bukan tanah gundul). Nah kebetulan sebentar lagi musim hujan, yuk kita mulai menyemai benih dan bibit serta melakukan soil preservation, sehingga sebulan sebelum musim hujan berhenti kita dapat langsung menanam atau menata garden bed. Kenapa juga menata bed harus menunggu musim hujan? Ya dengan begitu, tanah yang bercampur air hujan dapat langsung berfungsi sebagai perekat untuk materialnya.
This is our no dig steps :
1. Pastikan lahan sudah terkena hujan selama beberapa hari sampai benar-benar basah.
2. Siramkan MOL/fermented ingredients lainnya tanpa diencerkan keseluruh permukaan tanah.
3. Cacah batang pisang dan taburkan diatas permukaan tanah.
4. Boleh ditambahkan kompos, prunningan tanaman, jerami, sekam, sampah organik atau media tanam dibagian atasnya.
5. Pastikan setelah melakukan langkah ke 2-4, lahan langsung tersiram air hujan yang banyak seharian.
6. Keesokan harinya (sebelum matahari terbit) tutup dengan daun pisang dan plastik mulsa/poster. Penggunaan plastik hanya jika kondisi tanah benar-benar parah.