Today’s to do list adalah melakukan prunning yang tidak selesai-selesai karena pohon kami lumayan banyak, sambil mengunyah jambu. Bicara soal pohon kami punya cerita memilukan soal pohon pepaya. Jadi begini…sebenarnya kami tidak suka pepaya karena rasanya kebanyakan hambar apabila beli di pasar, beda dengan pepaya mahal bermerk di supermarket. Tapi saat kami memakan pepaya panenan pertama…like, how could it be? Kenapa rasanya amat manis, kompleks, dalam dan harum. Dari situlah kami memiliki cita-cita memperbanyak pohon pepaya keseluruh kebun. Namun, apa daya, mimpi hanyalah mimpi. Dari belasan pohon pepaya yang kami tumbuhkan dari biji, ternyata setengahnya berjenis kelamin jantan. Mangkel juga sih tapi ya mau gimana lagi, terpaksa harus putar otak mencari cara mengolah another bitter veggies selain pare.
And guess what, we have succeded. Dan sekarang kami berbahagia memiliki setengah jumlah pohon pepaya jantan karena olahan bunganya benar-benar nikmat, dengan texture agak kenyal and it was suitable untuk dijadikan salah satu isian vegetarian pengganti suwiran ayam with no bitter taste at all.
Caranya :
1. Rebus bunga pepaya dengan garam setengah matang, angkat peras, cuci 2x.
2. Rebus kembali dengan daun jambu batu, daun beluntas, garam, asam jawa hingga hampir matang, angkat, peras, cuci 2x, rendam dalam air es sampai siap digunakan.
3. Tumis bumbu halus : duo bawang, kemiri, lada, kunyit, jahe hingga harum.
4. Tambahkan bumbu iris : cabai, daun jeruk, daun kunyit, daun kari. Tumis hingga bumbu iris layu.
5. Masukkan bunga pepaya. Aduk cepat, angkat.