Setelah seminggu penuh full hectic schedule project diluar, akhirnya kami bisa istirahat selama dua hari dikebun…nah kami berusaha ngebut membereskan permaculture garden, karena ini sinar matahari serasa sudah terik kembali, apa sudah masuk musim panas gitu? Kenapa kami mengejar sisa musim hujan? (kalau memang beneran sisa ya) karena disini dipuncak bukit yang amat susah air jadi kalau mendekati musim panas, kami akan memperbanyak perrenial, dan menanam biennial sampai dititik 95%, sisa annualnya akan kami tanam disela2 perrenial dan biennial karena kami tidak sanggup membuang-buang air di musim panas.
To do :
– Perbanyak pohpohan, ginseng jawa, sambung nyawa, kenikir, kelor, binahong, beluntas, chaya, mangkokan, cincau perdu keseluruh garden bed.
– Tambah beberapa pohon pisang dan pepaya untuk ditanam diarea paling kering dan terik.
– Pecah anakan kecombrang, trubuk, kentang, talas, rimpang.
– Semai biennial (labu, timun suri, blewah, kacang panjang, kacang tanah, tomat, terong, cabai, pare, oyong, labu air).
– Perbaiki suluran markisa dan telang.
– Prunning pohon buah (lemon, jeruk, mangga, sawo, gandaria, black sapote, delima, manggis, sirsak, jambu, putsa).
– Tanam pohon baru untuk sepanjang pembatas tembok seng (aren, sukun, melinjo, tabebuya).
– Perbaiki outdoor bathroom.
– Mulch, mulch, mulch… Lha kok kalau dibuat list begini jadi panjang? Ya udah pelan-pelan aja. Kita mulai dari yang paling ringan to do no.1 kebetulan saat stek sambung nyawa ada banyak daun yang bisa dipanen, akhirnya dijadikan menu pecel saja bersama kenikir dan kacang panjang hasil ngeramban.