Food Preservation – Sugaring

Food Preservation – Sugaring

Sejak ditemukannya pemanis, manusia telah menggunakan pemanis tersebut sebagai pengawet, disebutkan bahwa masyarakat kuno telah menyimpan buah di dalam cairan madu yang disimpan didalam tembikar (terutama bangsa mediteranian). Setelah ditemukannya tanaman tebu dan proses ekstraksi tetes tebu menjadi gula, perlahan gula pun menggantikan fungsi madu karena alasan lebih murah, mudah didapat dan lebih versatile dalam pengunaannya. Proses pengawetan ini dibuat dengan memanaskan buah dengan gula. Gula cenderung mengambil air dari mikroba (plasmolisis). Proses ini membuat sel-sel mikroba mengalami dehidrasi, sehingga membunuh mereka. Dengan cara ini, makanan akan tetap aman dari pembusukan mikroba.” Gula digunakan untuk mengawetkan buah, bahan yang diawetkan akan dimasak dalam gula sampai titik kristalisasi dan produk yang dihasilkan kemudian disimpan kering. Metode ini digunakan untuk produk-produk manisan (kulit jeruk, jahe, tomat, pala, pepaya), yang banyak beredar di Indonesia.