Metode Pengolahan Limbah Air Kotor/Grey Water Management – Aquaculture Phase 1

Grey Water Management – Aquaculture Phase 1

We are decided to use aquaculture for grey water reuse from kitchen sink to the fish pond and integrated the edging with reed bed and bog area for first filtering.
1. First part (Damp zone, shallow water bog zone) is for edging, Reed bed, bog area and pond marginal area.
2. Second part is for pond deep water aquatic area and second filter.
3. Third part is for pond deep water aquatic area.

Grey Water Management – Aquaculture Phase 1

First part (zone 1-4). Kolam aquaculture pertama terbagi menjadi tiga, yaitu :

Kedalaman 0-15cm* untuk reed bed.

Kedalaman 0-15cm* untuk marginal area.

Kedalamanan 0-40cm* untuk deep marginal area. Di dalam deep marginal area mengalir air dari penyaringan pertama melalui reed bed ke dalam kolam aquaculture pertama.

Sehingga kolam aquaculture pertama ini akan kami gunakan untuk budidaya ikan lele. Didalam kolam ini akan ditanami bog plants, marginal plants dan deep marginal plants.

Second part (zone 4). Merupakan sebuah kolam sempit yang menghubungkan kolam aquaculture pertama dan kolam aquaculture ketiga yang memiliki kedalaman 0-40cm*, dibagian kolam kedua ini, kami buatkan bronjong seperti yang terdapat di reed bed dan berfungsi sebagai filtering air kedua. Didalam kolam ini akan ditanami deep water plant.


Third part (zone 5-6). Merupakan kolam aquaculture terakhir dengan kedalaman 0-70cm*. Air yang berada di dalam kolam aquaculture ketiga merupakan air yang telah mengalami dua penyaringan pengolahan limbah air kotor,  sehingga paling cocok digunakan sebagai kolam ikan yang cocok dengan air bersih. Saat ini kami belum memutuskan apakah akan menaruh benih ikan nila atau gurame. Didalam kolam ini akan ditanami oxygenators dan floating plants.

*kedalaman merupakan ketinggian bersih dari permukaan air, setelah dikurangi 5cm untuk dasar kolam aquaculture atau pond basis.

Grey Water Management – Aquaculture Phase 1