Kelor a.k.a Moringa merupakan superfood yang terkenal sedunia, baik dunia manusia maupun dunia ghoib…it’s true, villagers still considering moringa is a plant to fight evil spirits. Secara teori, mereka bilang menanam kelor itu gampang, tinggal tancap terus tumbuh deh… Ehm, bisa iya, bisa juga enggak. Pengalaman kami di tahun pertama berpermaculture kami selalu gagal menanam kelor karena akarnya mati dimakan rayap, disitulah kami mengorek misteri tentang soil dan mulai melakukan soil preservation sepanjang tahun pertama. Apakah akhirnya setelah tanah diperbaiki, kami sukses menanam kelor? Bisa iya, bisa enggak. Faktanya masih ada beberapa spot dikebun kami yang belum bisa ditanami and we still trying to find the solution.
Saat pertama menanam kelor dia akan tumbuh menjulang tinggi lurus (slide 1) sampai belasan meter dalam tempo setahun. Khusus penanaman kelor untuk dikonsumsi hal ini jelas tidak menguntungkan karena selain makin susah untuk dipanen (slide 2), hasil daun kelornya sedikit sekali. Solusinya adalah dengan melakukan pemangkasan pertama pada kelor.
.
Kapan? Saat pohon kelor sudah memiliki tinggi minimal 3 meter, kenapa? Supaya kita bisa memiliki potongan pangkasannya untuk distek.
.
Caranya? Tentukan ketinggian pohon yang paling enak untuk dicapai saat panen, it depends ketinggian sang pemilik, bisa di 1 atau 1,5 meter (slide 3).
.
Setelah itu? Buat pangkasan dengan sudut miring (slide 4) menggunakan alat tajam.
.
Kumpulkan batang hasil pangkasan dan potong menjadi 2 atau 3 bagian (jangan terlalu pendek) untuk kita tancapkan kembali ke tanah.
.
Kapan sebaiknya melakukan pemangkasan? Kira2 sebulan sebelum musim hujan berakhir, kenapa? supaya luka pangkasan cepat sembuh dan stek-kan yang kita tancapkan ke tanah memiliki waktu untuk berakar tanpa perlu kita siram.
.
Kapan batang hasil pemangkasan bisa keluar tunas baru? Tidak lama, biasanya kalau proses sukses dalam seminggu sudah keluar tunas baru (slide 5-7) dengan jumlah yang banyak yang artinya hasil daun yang juga jauh lebih banyak.