Hari ini sudah hari ke 3 sejak kami membuat minuman probiotik tepache, yang merupakan salah satu gerakan dari zero waste cooking dan minuman ini sudah dapat kami panen. Kami saring dan masukkan ke dalam botol dan taruh didalam kulkas. Ingat, minuman ini harus habis dalam waktu kurang dari seminggu sebelum alkoholnya terbentuk, tapi entah mengapa kami yakin minuman ini akan habis dalam beberapa hari saja ahahahaha. Just as we expected to be, minuman probiotik ini amat segar, manis, asam berpadu dengan hangatnya rempah dan disajikan dingin dengan es batu…perfect companion in our busy activities. Kami menuangkan tepache ke tiga buah gelas dengan dua tambahan flavour, yaitu markisa pulp dan telang plus mint syrup serta satu gelas kami biarkan original. Well…semuanya enak, segar, manis, asam dan dingin, yummy.
Daerah cimahi utara sudah sekitar semingguan ini hujan terus dari pagi ke pagi, mengingatkan kami bahwa ini kemungkinan sudah memasuki puncak musim hujan, jadi kami harus ngebut menyelesaikan to do list persiapan musim panas yang panjang. Langkah pertama yang kami lakukan adalah melakukan pemanenan (markisa, rosella, singkong, rimpang, bunga pepaya dan seluruh dedaunan) serta mengumpulkan batang-batang hasil panen untuk distek keseluruh penjuru kebun. Kami juga harus menyemai belasan jenis tanaman biennial dan annual serta melakukan prunning dan membersihkan seluruh kamar tidur anak. Ingat dengan kisah pohon markisa kami? Well, karena kami menanam dengan net, maka kami hanya tinggal mengumpulkan dan memungut buah markisa matang pohon yang terjaring. This would be our ingredients for @boemiwine and @boemikombucha.