Miskonsepsi Permaculture Nomer 5

Miskonsepsi Permaculture Nomer 5

Kekeliruan ini bukan hanya terjadi di dunia permaculture, melainkan di dunia pertanian konvensional juga. Para petani beranggapan bahwa pupuk itu adalah makanan bagi tanaman. Apakah ini benar? Tidak seluruhnya benar, karena tanaman itu tumbuh di tanah dan menyerap nutrisi tanah. Jadi yang membutuhkan nutrisi itu adalah sang tanah.

Kekeliruan pemahaman ini sedihnya sudah berlangsung puluhan tahun disegala penjuru. Kami ingat pernah berbincang dengan petani dari Wonosobo dan Temanggung yang mengeluhkan tahun belakangan ini hasil produksi jeruk keprok mereka terasa hambar tidak semanis tahun-tahun lampau. Begitupula keluhan yang terjadi pada beberapa petani apel di malang. Dengan polosnya mereka menyalahkan bibit yang jelek atau cuaca atau kualitas pupuk. Kalau saja diawal penanaman hasilnya bagus lalu perlahan tahun ketahun mundur berati ada masalah di nutrisi tanah yang habis diserap oleh tanaman dan tidak digantikan karena mindset awal petani itu mereka akan memupuk saat ada tanamannya. Hal ini juga terjadi di petani Bandung utara yang mengeluhkan bahwa hasil tanaman sayuran tidak sebanyak tahun-tahun awal.

Jadi yang harus diberi nutrisi diawal itu adalah tanahnya, bagaimana meningkatkan dan mengembalikan mikroorganisme tanah yang menjadi PR utama didunia permaculture, bukan memilih jenis pupuk. And yess, use legumes as a companion plant works well on nitrogen fixer for soil.

Untuk masalah irigasi ini juga menjadi momok bagi sebagian besar petani. Solusi dari permaculture adalah use small and slow solution dan integrate rather than segregate yang dapat diartikan jenis tanaman yang ditanam juga harus mengikuti alam. Jangan memaksakan menanam tanaman yang butuh banyak air dilahan kering. Pilihlah jenis tanaman yang sesuai dengan area masing-masing sehingga akan mengurangi masalah kekhawatiran irigasi. Works with nature rather againts it.