Ini adalah point utama didalam permaculture, closed loop. Bukan lagi “less waste” tapi “no waste”. Ingatkan lagi memory anda mengenai jejak karbon dan etika permaculture. Permaculture itu bukan teknik mengolah limbah dengan beragam metode saja, tapi bagaimana caranya supaya kita tidak menghasilkan limbah. Kuncinya adalah REDUCE -> REUSE -> RECYCLE. Ini adalah urutan yang sakral dan jangan dibolak balik dalam penerapannya.
Reduce – kurangi penggunaan air berlebihan dan tidak perlu
Reuse – kumpulkan air yang terbuang atau telah digunakan untuk dapat digunakan kembali (grey water management) misal air cucian beras, sayuran, piring dapat disiram ke pohon besar dan ke tanah daripada langsung dibuang digot.
Recycle – daur ulang air yang terbuang atau sisa reuse atau air yang tidak dapat di reuse misal air cucian baju. Setelah sebelumnya pastikan sabun cuci yang anda gunakan menggunakan bahan yang mudah terurai. Dapat menggunakan metode aquaculture digabungkan dengan reeds bed. Pendauran ulang ini juga berlaku untuk limbah toilet, dimana bakteri hanya mampu terurai melalui fermentasi, baik oleh vermicompost maupun biodigester.
Hal ini juga berlaku untuk bahan makanan, pakaian dan benda lainnya.
Jadi anda tidak perlu membanggakan diri telah berhasil mengolah sampai dengan menggunakan metode A,B,C anda harus bangga apabila anda berhasil tidak mengolah sampah sama sekali.
Bagi yang masih memasak menggunakan kayu bakar, simpanlah abunya untuk digunakan sebagai campuran kompos maupun mengambil sarinya (lye) untuk diolah menjadi sabun (cek postingan sebelumnya mengenai lye). Pola closed loop ini adalah pola hidup sehat yang menitikberatkan kepada penghapusan ego dan kemalasan. So a closed loop is a must have items on permaculture.