Use and Value Diversity – Ganyong Part 1

Use and Value Diversity – Ganyong Part 1

Indonesia adalah negara super kaya raya akan sumber pangan serta keberagaman tanaman endemik-nya. Sebelum adanya Green Revolution atau revolusi hijau, keberagaman pangan utama sumber karbohidrat kita amatlah beragam, dari sagu, jagung, ubi, singkong, labu, kentang, talas, suweg, gembili, gadung, uwi, irut, sorghum, pisang mentah hingga ganyong. Namun, seiring perkembangan zaman dan perubahan pola cocok tanam dari permaculture menjadi monoculture, sudah amat jarang atau bahkan tidak kita kenal lagi jenis sumber karbohidrat yang disebutkan diatas. Nasi menjadi kebutuhan pangan utama dan kemungkinan satu-satunya yang paling dikenal, hal yang menyedihkan sekaligus mencengangkan hilangnya kearifan belasan sumber karbohidrat lainnya dari peta kuliner Indonesila.

Use and Value Diversity – Ganyong Part 1

Di kebun, kami menanam beragam jenis karbohidrat dari singkong, ubi, talas, sorghum, irut, shirataki hingga ganyong. Ganyong (Canna discolor L. syn. C. Edulis) termasuk keluarga tanaman kana (Cannaceae) yang masih berkerabat dekat dengan kana hias. Merupakan tanaman dengan kandungan protein, kalori, lemak, vitamin C, vitamin B1, fosfor, kalsium dan zat besi yang tinggi serta sejumlah senyawa penting seperti flavanoida, saponin dan polifenol. Senyawa ini dapat menyembuhkan luka lambung, baik untuk kesehatan usus, menguatkan tulang, mengatasi panas dalam hingga mendukung pertumbuhan balita. Apa ada alasan lain untuk tidak mengkonsumsi ganyong hayoooo? Kali ini kami memanen 1 bed kecil ganyong (2×1) sebanyak 10 kg dan ubi merah sebanyak 4 kg. Enough for few weeks.