Kami menanam lumayan banyak tanaman karbohidrat baik berupa perrenial, biennial dan annual antara lain, singkong, ganyong, gimpul, shirataki, ubi, jagung, sorghum dan talas. Si talas merupakan salah satu tanaman endemik lahan ini sejak dahulu kala (selain nangka raksasa). Jujur…saya punya pengalaman tidak mengenakan dengan talas liar, jadi selama ini kami tidak pernah menyentuh si talas. Namun karena penasaran, suatu hari kami bongkar saja tanaman tersebut, ternyata jenis talas dikebun kami adalah Talas Lahun Anak, yang memiliki banyak sekali anakan namun berukuran kecil dan pulen sekali. Timbul rasa sayang dan akhirnya kami pecah anakannya dan kami sebar ke seluruh pelosok kebun. Sekarang kami memiliki never ending supply of carbs yang dapat kami panen peminggu karena kami sedang mengurangi konsumsi beras untuk melakukan keberagaman bahan pangan utama.
Setelah kami memenen umbi talas, kami kumpulkan tanaman anakan mudanya untuk kami tanam kembali (slide-4), daun tuanya kami cacah untuk pakan ikan dan batang talas muda kami simpan untuk diolah menjadi beragam olahan sayur. Yes…talas merupakan salah satu zero waste plant yang dari ujung daun ke ujung akar dapat digunakan dan tidak ada yang terbuang sama sekali.
Kami mengumpulkan sekitar 3 kilogram umbi dari dua rimpun talas. Setengahnya kami goreng dan setengahnya kami olah menjadi perkedel. Goreng talas jauh lebih pulen dan hemat minyak dari goreng singkong. Dan perkedelnya….amat pulen, gurih, manis, bahkan melebihi perkedel kentang…this is amazing.