Miskonsepsi Permaculture Nomer 1

Miskonsepsi Permaculture Nomer 1

Terlalu banyak orang masih menganggap permaculture hanya sebagai kegiatan berkebun yang mirip dengan pertanian organik.

Apa masalahnya? Bagaimanapun, berkebun itu penting! Semua orang harus makan, bukan? Dan setidaknya kita harus menanam minimal sebagian dari kebutuhan pangan, atau membelinya dari petani lokal.
TAPI. Permaculture bukan hanya soal menanam pangan saja, serta bukan hanya soal menanam secara berkelanjutan. Permaculture merupakan sebuah proses untuk mengoptimalkan desain ekosistem dan integrasinya dengan aktivitas manusia.

Dengan memahami definisi terbatas permaculture, pelaku permaculture sebenarnya sedang membatasi kekuatan untuk merancang yang lebih besar dari diri sendiri, seperti lingkungan sekitar.

Dengan memahami defenisi Permaculture, etika Permaculture dan prinsip permaculture yang sebenarnya serta lebih dalam, kita akan memahami bahwa pola pemikiran permaculture dapat diterapkan dalam arsitektur, landscaping, pemerintahan untuk mengatur regulasi, di sektor transportasi bahkan di bidang manufaktur dan distribusi serta ritel.

Satu hal yang sering kami dengar dari orang lain mengenai permaculture, adalah permaculture itu berkebun dalam baris yang tidak lurus, berantakan dan kacau. Sungguh, hal ini kadang menjengkelkan, karena permaculture adalah sistem desain yang memungkinkan kita untuk memenuhi kebutuhan sambil meningkatkan kesehatan ekosistem. Berkebun hanyalah salah satu bagian dari proses ini.

Ketika kita menjadi sadar akan lingkungan sekitar kita, ketika kita belajar bekerja dan berkolaborasi dengan alam, kita dapat membangun bangunan yang lebih sehat dan lebih hemat energi, menumbuhkan makanan yang lebih baik dan lebih berkelanjutan, menghasilkan lebih sedikit polusi sambil meningkatkan kesejahteraan pribadi dan masyarakat. Ini semua dimungkinkan dengan menerapkan defenisi, etika dan prinsip permaculture.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *